Ikatan Alumni UPI mengadakan Talks Show Kebangkitan Pendidikan Indonesia dengan tema kecerdasan buatan dan disrupsi pendidikan. Menyikapi era digital, dunia pendidikan harus berani melakukan lompatan berpikir bahwa kehadiran kecerdasan buatan telah menggeser fungsi dan peran guru dalam pendidikan. Guru bukan lagi sebagai sosok pengambil keputusan dalam kegiatan belajar. Situasinya sudah terbalik guru, siswa, kepala sekolah, harus menjadi sosok pembelajar sepanjang hayat. Pembelajaran adalah sebuah proses kolaboratif antara guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat.

Dengan hadirnya kecerdasan buatan, ilmu tidak lagi milik lembaga tetapi menjadi milik semua orang. Lembaga pendidikan adalah dunia informasi yang disajikan melalui teknologi informasi. Pendidikan bukan lagi melatih segelintir siswa yang memiliki kecerdasan intelktual, kini pendidikan harus melatih semua siswa bisa tumbuh menjadi manusia-manusia profil pelajar Pancasila, dengan menerapkan enam dimensi nilai yaitu siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia, berpikir kritis, kreatif, suka bergotong royong, berwawasan kebhinekaan global, dan mandiri.

Lembaga pendidikan fokus melatih karakter-karakter siswa menjadi seorang entrepreneur, yang berani menghadapi risiko, mampu bertahan dalam kondisi sulit, kreatif, dan mandiri. Dunia pendidikan harus cepat beradaftasi mengikuti cepatnya perubahan budaya hidup masyarakat akibat cepatnya perkembangan teknologi informasi. Dunia sudah terbelah jadi dua, yaitu dunia nyata dan dunia maya. Lembaga pendidikan adalah pasar ide, yang harus mendorong siswa-siswi untuk terampil memanfaatkan teknologi informasi bukan sekedar alat komunikasi, tetapi sebagai alat produksi.***

dikutif dari Gorajuara.com, Kiki Aryani, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA BPI 1 Bandung, sedang implementasikan Kurikulum Merdeka. SMA BPI 1 Bandung menjadi sekolah percontohan. Dalam Kurikulum Merdeka siswa dapat melakukan pembelajaran dimana saja. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplor berbagai potensi diri secara maksimal melalui berbagai proyek. Siswa harus merasa senang ketika belajar. Rasa senang bisa muncul ketika siswa berminat pada materi yang akan dipelajari.

Dalam pembelajaran proyek, siswa belajar mengelola proyek kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, bahkan hingga project ini dapat dijual kepada masyarakat. Festival Budaya SMA BPI 1 Bandung diikuti oleh siswa-siswi SMP tingkat Jabar, dengan memperebutkan trophy, sertifikat dan uang pembinaan total puluhan juta rupiah. Pengalaman mengelola kegiatan, kemampuan ini akan bermanfaat bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan proyek yang dikelola siswa ini, memperbutkan juara umum dengan mendapatkan trophy Gubernur Jawa Barat. Melalui kegiatan ini, diharapkan, SMA BPI 1 Bandung turut serta memelihara budaya bangsa. Di tengah kemajuan zaman, budaya bangsa jangan tersingkir di negerinya sendiri.

Selain itu, derasnya budaya asing yang membanjiri tanah air, jangan sampai mengalahkan budaya lokal. Generasi muda harus bangga punya budaya lokal dan diperkenalkan ke dunia internasional.Ketua pelaksana Reswara Dr. Lia Rohliawati M.MP.d menambahkan, semoga melalui reswara ini, SMA BPI 1 dapat berperan dalam menumbuhkan karakter siswa. Melalui kegiatan ini siswa bisa mencintai tanah airnya, dengan mencintai budaya bangsanya sendiri. Dengan menghargai budaya bangsa, rasa nasionalisme dapat terjaga dengan baik.***

Rhenald Kasali Berikan Inspirasi Untuk Para Kepala Sekolah Indonesia Pada Rakernas AKSI 2024

AKSI – Prof Rhenal Kasali, Ph.D. Hadir pada Rakernas AKSI didampingi Ketua Umum DPP AKSI Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd. Dalam seminar Prof. Rhenald Kasali memaparkan materi dalam bentuk film-film inspiratif tentang terjadinya perubahan zaman yang tidak dapat dihindari oleh para Kepala Sekolah.

Pada intinya, para kepala sekolah sedang dihadapkan pada Gen Z yang pola hidupnya berbeda dengan pola hidup yang pernah dialami para kepala sekolah sebelumnya. Oleh Prof. Rhenald Kasali, para kepala sekolah diajak untuk berpikir memahami pola prilaku yang sedang terjadi pada Gen Z. Cepatnya perubahan teknologi informasi menjadi ciri pola hidup Gen Z.

Cara berpikir Gen Z menggunakan algoritma sebuah metode berpikir efektif yang sudah dirumuskan dalam instruksi-instruksi terbaik untuk menghitung sebuah fungsi, kemudian diimplementasikan dalam bahasa komputer. Gen Z akan terlihat malas namun cara kerja mereka lebih banyak dibantu oleh algoritma-algoritma yang mereka pahami dan terbiasa dengan pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intellegence).

Prof. Rhenald Kasali memberi penekanan bahwa guru-guru harus mulai melatih diri untuk selalu berpikir cepat. Para kepala sekolah harus terbiasa menggunakan teknologi informasi dan mempelajari berbagai algoritma untuk menyelesaikan berbagai masalah. Menurut Dr. Toto Suharya, S.Pd. M.Pd. Sekjen DPP AKSI, pada dasarnya algoritma adalah cara berpikir yang disusun secara terstruktur berdasarkan hasil kajian ilmiah kemudian di definisikan menjadi seperangkat instruksi. Selanjutnya algoritma diimplementasikan dalam bahasa komputer menjadi kecerdasan buatan untuk membantu manusia memecahkan berbagai masalah dengan cepat.

Algoritma-algoritma yang diterapkan pada kecerdasan buatan membawa dampak pada pola pikir Gen Z ingin serba cepat, instan, dan malas. Adaftasi dunia pendidikan adalah melatih Gen Z berpikir kritis, kreatif, mandiri, berani berkorban, gotong royong, berwawasan luas, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.***

Forum Diskusi Rakernas AKSI 5 Juni 2024

Forum Diskusi Rakernas AKSI 5 Juni 2024AKSI-Forum diskusi Rakernas AKSI 2024 dipimpin oleh Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd dan Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd. Dalam diskusi berlangsung pemaparan masalah-masalah yang dihadapi dunia pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Masalah-masalah yang jadi sorotan dalam Rakernas adalah masalah kualitas layanan pendidikan di tingkat satuan pendidikan. Hal ini berdasarkan pada hasil lapooran survey PISA 2023 yang telah dirilis oleh Kemendikbudristek.

Hasil dari PISA 2023 kemampuan literasi dan numerasi anak-anak kita meningkat secara peringkat, namun dari hasil skor masih perlu kerja keras dari para kepala sekolah di satuan pendidikan. Hal yang perlu ditingkatkan adalah bagaimana kepala sekolah bertransformasi mewujudkan layanan pendidikan mengacu pada kodrat zaman dan alam. Berdasarkan kodrat zaman, generasi Z yang sedang kita hadapi membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan memiliki karakter produktif.

Tugas berat para kepala sekolah dan guru-guru di satuan pendidikan adalah meningkatkan kompetensi untuk memberikan layanan pendidikan di kelas. Kegiatan belajar di kelas antara guru dengan siswa menjadi kunci dari usaha serius untuk melatih berbagai kompetensi literasi, numerasi, dan karakter siswa. Dalam Rakernas diputuskan bahwa seluruh kepala sekolah harus berupaya meningkatkan kualitas layanan pembelajaran di kelas yang mengacu pada kemampuan literasi, numerasi dan pembentukkan karakter.

Dalam dikusi setiap perwakilan dari seluruh Indonesia mengemukakan berbagai permasalahan pendidikan yang ada diberbagai daerah. Masalah yang muncul antara lain, jaminan perlindungan hukum terhadap kepala sekolah dan guru, disparitas tunjangan kepala sekolah yang berbeda tiap daerah, ketegasan tentang karir kepala sekolah, kekosongan kepala sekolah di satuan pendidikan, periodisasi kepala sekkolah yang perlu dikaji ulang, ketersediaan tenaga fungsional pendidikan di sekolah, keterbatasan akses internet di sekolah, kualitas lulusan SMA/SMK yang tidak terserap perguruan tinggi dan dunia kerja, dan kemampuan pengelolaan keuangan yang harus dimiliki kepala sekolah, guru, dan siswa.

Berdasarkan diskusi di atas, lahir rekomendasi untuk kemendikbudristek sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijkan strategis untuk mewujudkan generasi emas 2045. Selanjutnya, para kepala sekolah berkomitmen untuk berstransformasi mewujudkan layanan pendidikan berkualitas di satuan pendidikan mulai dari perbaikan pada sistem pengajaran di kelas sesuai dengan kebutuhan zaman.***

AKSI bersama Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Drs. Wahyu Mijaya, SH. M.Si. (Audiensi 2024)

AKSI – Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) didirikan pada tanggal 10 Oktober 2003. AKSI didirikan oleh para kepala sekolah di Bandung. Awal gagasan berdirinya AKSI tertulis dalam dokumen “Fakta Lembang”. Para kepala sekolah penggagas kini sudah purnatugas. Secara legal, AKSI telah memiliki akta notaris dan terdaftar di Kemenkumham. Tokoh-tokoh pendiri AKSI antara lain, Drs. Juli Parindunda., Drs. H. Cucu Saputra, M.M.Pd. Dr. Yeni Gantini, M.Pd.

Pada tanggal 25 Mei 2022 untuk kepentingan legalitas hukum, AKSI diperkuat dengan memperbaharui AKTA Notaris. Diprakarsai oleh Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd. Dr. Toto Suharya, S.Pd, M.Pd, Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd., Dra. Elis Herawati, M.Pd., dan Drs. Juli Paridunda. Kemudian, AKSI di daftarkan ke Kemenkumham.

Kiprah AKSI adalah aktif terlibat memberi sumbang pemikiran dalam peningkatkan kualitas pendidikan. Terutama peningkatan kualitas pendidikan dengan mengoptimalkan peran kepala sekolah. Salah satu keberhasilan AKSI dalam mengoptimalkan peran kepala sekolah adalah memasukkan regulasi status kepala sekolah sebagai manajer dengan tidak memiliki kewajiban mengajar. Mengusulkan penghilangan periodisasi kepala sekolah, dan terlibat dalam penyusunan regulasi model kompetensi kepala sekolah.

Saat ini ketua Umum DPP AKSI diduduki oleh Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd,. Didampingi oleh 8 Ketua DPP AKSI yang bertanggung jawab pada delapan wilayah. Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd, menjabat sebagai Sekjen DPP AKSI. Beliau sudah menjabat dua periode. Periode pertama terpilih pada kongres tahun 2021 di Bandung. Terpilih kembali pada Konges AKSI di Bekasi.

Visi dan Misi AKSI adalah Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dan Membangun Manusia Indonesia Seutuhnya. Dalam kiprahnya AKSI selalu memberi masukkan masukkan konstruktif kepada pemerintah, dan mendorong kepada para kepala sekolah untuk bekerja profesional untuk kemajuan bangsa Indonesia. AKSI selalu menjaga marwah untuk tidak terjebak pada kepentingan-kepentingan politik praktis. AKSI didirikan untuk menjaga marwah dunia pendidikan agar selalu berkhidmat pada kepentingan penerus generasi bangsa di masa yang akan datang.***

AKSI – Kepala Sekolah bukan jabatan sembarang. Kepala sekolah bisa jadi penentu maju mundurnya sembuah bangsa. Kepala Sekolah harus meningkatkan kompetensinya. Webinar Strategi Meningkatkan Kompetensi Kepala Sekolah menghadirkan Direktur KSPSTK Kemendikbudristek menjaga Webinar yang wajib diikuti oleh kepala sekolah.

Iman Lubisasono, S.Pd.I., M.Pd. sebagai Ketua Penggerak Komunitas Belajar DPP AKSI mengatakan, kepala sekolah harus banyak bersuara. Melalui komunitas Belajar DPP AKSI, para kepala sekolah bisa berbicara tentang gagasan-gagasan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah.

Dr. Kasiman, S.Pd, ST. MT. mengatakan untuk menjaga kualitas kepala sekolah, ke depan akan dilakukan inovasi program dengan mebuat aplikasi terpadu antara Kemendikbudristek, dan Kemendagri. Solusi ini diambil setelah menemukan berbagai permasalahan rekruitmen kepala sekolah yang kurang berorientasi pada kompetensi.

HM. Purwono, S.Pd. Sekretaris Kombel DPP AKSI mengatakan, webinar yang diadakan AKSI di Jember bisa dihadiri sampai 2000 peserta. Hal ini bertanda bahwa para kepala sekolah punya semangat menggali ilmu dan meningkatkan kompetensi. Diskusi-diskusi yang akan dihadirkan oleh AKSI akan membawa isu isu terbaru.

AKSI – Rakernas AKSI 2024 agenda rutin tahunan organisasi profesi kepala sekolah akan dilaksanakan di Bandung, tanggal 5-7 Juni 2024. Kegiatan ini akan dihadiri oleh pengurus DPP, DPD, DPC, seluruh Indonesia. Dilaksanakan di Trans Hotel Bandung, Jalan Gatot Subroto.

Persiapan dilakukan oleh panitia Rakernas AKSI 2024. Dra. Eha Julaeha, M.Pd. Ketua Panitia Rakernas AKSI 2024 mengatakan “Rakernas adalah momen bagi para kepala sekolah untuk berkumpul bersama menyatukan persepsi dan langkah, untuk mengawal generasi emas 2045. Jawa Barat sebagai tuan rumah semoga bisa hadir seluruh DPC mewakili.

Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd. Ketua Umum DPP AKSI mengatakan AKSI adalah rumah besar para kepala sekolah seluruh Indonesia. Siapapun bisa bergabung di AKSI dengan mengakses websitie; www.satuaksi. Kepala sekolah bisa daftar online, mendapat nomor anggota dan dowload kartu anggota. Rakernas AKSI 2024 bertema Transformasi Kepala Sekolah Mengawal Generasi Emas 2045.

Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd. Ketua DPP AKSI wilayah 2 mengatakan Mas Menteri wajib hadir kalau cinta pada pendidikan. Para kepala sekolah adalah kaki tangan menteri dalam melakukan transformasi pendidikan. Gagasan-gagasan Mas Menteri yang selama ini brilian dalam pendidikan, telah dieksekusi oleh para kepala sekolah. Legasi gagasan Mas Menteri untuk memajukan pendidikan Indonesia tidak akan berhenti jika para kepala sekolah sudah bertransformasi.

Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. mengatakan, “Para kepala sekolah harus berpikir besar, merencanakan pendidikan untuk kedaulatan Indonesia di tingkat global. Sekalipun menterinya visioner, jika kepala sekolah tidak punya wawasan dan mimpi besar, maka Indonesia akan tetap terbelakang. Rakernas AKSI 2024 adalah momen tepat agar para kepala sekolah menyatukan visi dan langkah untuk Indonesia emas 2045.

Rapat perisapan awal Sekjen DPP AKSI Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. dan Bendahara DPP AKSI Tuti Kurniati, M.Pd. bersama Tim Iforte

Ketua Umum DPP AKSI Drs. Asep Tapip Yani, M.Pd. sudah menggulirkan rencana Rakernas DPP AKSI 2024. Tempat pelaksanaan masih dalam tahap pembicaraan dan untuk mendapatkan masukkan dari seluruh anggota di berbagai daerah. Di Rakernas Bali 2023 sempat ada wacana AKSI di Balik Papan. AKSI Balik Papan bersiap diri untuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Rakernas.

Untuk persiapan dan menetapkan tempat Rakernas, semuanya akan di bahas dalam rapat pengurus AKSI. Sebelum membahas di rapat pengurus, akan dilakukan jajak pendapat kepada anggota AKSI untuk menentukan tempat dan waktu pelaksanaan. Jajak pendapat dilakukan untuk melibatkan anggota dalam mengambil keputusan dan hasil keputusan mendapat dukungan dari seluruh anggota AKSI.

Menutut Sekjen DPP AKSI Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. “Tidak menutup kemungkinan dari pengurus AKSI yang siap menjadi tuan rumah, akan diundang presentasi kesiapan sarana prasarana dan manajemen pengelolaan Rakernas 2024 yang akan dilakukan”. ***

AKSI – Komitmen Asosiasi Kepala Sekolah Indonesia (AKSI) untuk membangun profil Pelajar Pancasila, digelar sosialisasi beasiswa untuk guru, kepala sekolah dan siswa ke India. Mr. Ravi Makhija, MBA sebagai Direktur TIE UPS Internasional India bekerjasama dengan AKSI untuk saling membantu memajukan dunia pendidikan antara Indonesia dengan India.

Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd, sebagai Sekjen DPP AKSI menyambut baik program beasiswa ke Indonesia. Toto mengatakan selama ini India telah menjadi mitra strategis dalam menjalin hubungan kerjasama dengan Indonesia. Tercatat dalam sejarah, India termasuk negara di Asia yang sangat inten dalam memajukan kualitas bangsa-bangsa di Asia. India telah mengalami lompatan dalam pembangunan sumber daya manusia. Tokoh-tokoh bisnis dalam bidang teknologi informasi telah lahir dari India. Ilmuwan-ilmuwan terkenal dalam berbagai bidang sedang dikembangkan di India.

Dr. Abur Mustiwanto, M.Ed. Kepala KCD Wilayah 1 Provinsi Jawa Barat, Dr. H. Bambang Supriyadi, MPd. Ketua 1 MKKS Provinsi Jawa Barat menyambut baik dan mendorong kepada seluruh siswa dan guru untuk mendapatkan beasiswa studi di India. Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd. mengatakan AKSI akan terus mengembangkan budaya kebhinekaan global dengan mendorong para siswa dan guru untuk belajar ilmu teknologi informasi dari India.

Mr. Ravi Ramhija, MBA, mengatakan banyak salah persepsi tentang India di masyarakat Indonesia. Youtuber-youtuber hanya menginformasikan India dari sisi buruk untuk kepentingan para youtuber, padahal banyak kemajuan India yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Sekarang India sudah menjadi negara dengan penduduk terbanyak di dunia. Kampus-kampus dengan kualitas internasional sudah dikembangkan di India. Bidang teknologi informasi, kesehatan, otomotif, India sudah menjadi produsen kelas dunia. India juga menawarkan kelas online full bagi mahasiswa-mahasiswa di seluruh dunia.***

Penanda Tantanganan Kerjasama Dengan LBH GNP Tipikor

AKSI – Kerjasama LBH GNP Tipikor dengan AKSI untuk mengedukasi dan melindungi guru dan kepala sekolah dari kesewenang-wenangan atas nama hukum. Tidak ada satu manusia pun yang luput dari kesalahan di muka bumi ini, jadi apapun jabatannya setiap orang punya kesalahan. Apa lagi di era informasi jika diungkap tidak ada satu orang pun yang bersih, karena setiap orang jika di telusuri jejak digitalnya pasti ditemukan kesalahan.

Kasus-kasus hukum yang menimpa guru jadi pelajaran bahwa guru kepala sekolah tidak boleh buta hukum. Guru-guru dan kepala sekolah harus mengerti bagaimana konsekuensi sebuah tindakan di mata hukum. Pada hari Rabu, 13 September 2023, Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd Ketua Umum DPP AKSI telah melakukan kersajama dengan LBH GNP Tipikor diwakili oleh Adv. Dr. Heri Susanto BOAZ, SH, M.H., M.A. dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum guru dan kepala sekolah. ***

Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI berharap dengan kerjasama ini, sedikitnya dapat memberi wawasan tentang hukum kepada para pengelola pendidikan yang harus selalu berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Setiap langkah kebijakan harus dihitung berdasarkan risiko hukum yang bisa terjadi. Melalui kerjasama hukum ini, semoga para kepala sekolah dan guru bisa lebih memahami tentang dunia hukum.

Menabung saham adalah upaya inovatif dunia pendidikan untuk memberi kemampuan mengelola uang kepada peserta didik. Kemampuan mengelola uang menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh peserta didik. Dalam kehidupan nyata, kesuksesan seseorang ditentukan oleh kemampuan mereka mengelola uang.

Di kehidupan keluarga, mereka yang sukses dibanding dengan anggota keluarga lainnya, ternyata anggota keluarga yang memiliki kecermatan dalam mengelola uang. Kita sering melihat pada mereka yang pandai mengelola uang dianggap orang kikir, padahal setiap orang punya tanggung jawab pada keluarganya. Sebelum pada orang lain, tanggung jawab kita adalah pada anggota keluarga, jangan sampai anggota keluarga kita menyusahkan orang lain. Mungkin saja kita melihat orang yang pandai mengelola uang terlihat kikir, tetapi kita tidak tahu sebenarnya mereka sedang menyelesaikan masalah kehidupan keluarga mereka.

Di Indonesia guru, kepala sekolah adalah profesi terhormat, namun faktanya dalam kehidupan ekonomi, banyak guru yang penghasilannya tidak terhormat. Nabung saham adalah upaya agar guru-guru bisa terhormat tanpa harus menuntut orang lain menghormatinya. Kepala sekolah di daerah-daerah perbatasan, daerah terpencil, mereka harus menopang hidup untuk bisa tetap ada di medan tugas. Nabung saham bukan fokus pada berapa jumlah yang dapat ditabung tetapi seberapa disiplin kita bisa menabung setiap minggu, bulan, atau tahun. Prilaku yang membedakan antara orang miskin dan orang kaya adalah seberapa disiplin menanabung.

Menabung saham bisa jadi gerakan nasional untuk guru-guru dan mengajarkan kepada peserta didik. Gerakan ini akan jadi loncatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dan akan menjadi kedaulatan ekonomi bangsa Indonesia. Para penabung saham memiliki kekuatan karakter yang kuat sesuai dengan enam dimensi pada profil pelajar Pancasila. Dengan Gerakan Nasional Guru Nabung Saham, setidaknya guru-guru akan punya harapan hidup sejahtera di masa depan. ***

Webinar internasional bertema menciptakan pemimpin berkarakter Pancasila menjadi kajian penting dalam pendidikan Indonesia. Bekerja sama dengan Global Peace Foundation (GPF), menghadirkan Mr. Wouter dan Ms. Sharleen. Bekerjasama dengan AKSI menghadirkan Dr. Asep Tapip Yani, M.Pd. Ketua Umum AKSI dan Dr. Toto Suharya, S.Pd., M.Pd. Sekjen DPP AKSI.

Mr. Wouter dan Ms. Sharleen mengajak para kepala sekolah dan guru-guru untuk ikut terlibat dalam proyek kepemimpinan masa depan dengan mengikuti program cetak kepemimpinan global yang dikelola oleh GPF. Program diikuti oleh anak-anak di berbagai negara dengan menampilkan kepedulian anak-anak pada berbagai masalah sosial. Program ini bertujuan melahirkan pemimpin-pemimpin yang punya tanggung jawab pada kehidupan masyarakat di dunia. Leadership has no age. Kepemimpinan harus diciptakan sejak usia dini. Leadership has no border. “Kepemimpinan dibutuhkan tanpa batas-batas negara”, demikian ungkap Wr. Wouter.

Dr. Toto Suharya, S.Pd, M.Pd. mengatakan berkaca dari kisah hidup Nabi Muhammad, pemimpin harus memiliki empat karakter yaitu kreatif. Pemimpin kreatif punya kebiasaan membaca (literate), banyak ide dan berwawasan luas. Berani hadapi risiko, tidak takut gagal karena kegagalan bagian dari penyempurnaan ide. Selalu berusaha mencari solusi untuk keluar dari segala kesulitan (survival). Sebesar apapun kesulitan selalu berusaha untuk menyelesaikannya tanpa kenal putus asa. Mandiri dalam mengambilkan keputusan demi untuk mencapai perdamaian dunia. Keputusannya selalu diorientasikan untuk penciptakaan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia di muka bumi.